08 May 2008

Lagu Balonku

Tak kurang dari Tompi, seorang penyanyi top di Indonesia, telah mencoba menyanyikan lagu Balonku yang dikarang oleh Ibu Sud itu. Uniknya, hampir semua penyanyi, baik pro maupun amatir, menyanyikan lagu itu dengan syair yang keliru: balon hijau selalu digantikan dengan balon merah! Tompi menyanyi:

balonku ada lima, rupa-rupa warnanya
merah, kuning, kelabu, merah muda dan biru
meletus balon hijau, tarrr! hatiku sangat kacau
balonku tinggal empat, kupegang erat-erat!

Seharusnya, baris kedua pada lagu itu, kata"merah" diganti dengan kata "hijau" sebab syair aslinya memang demikian. Kalau tidak ada kata "hijau" dalam syair tersebut, kenapa balon hijau yang meletus? balon hijau itu milik siapa dong?

Setelah menunggu sekian lama, sejak Tompi meliris albumnya, tak ada satu kritik pun yang ditujukan kepadanya yang terpantau oleh saya. Jangan-jangan semua orang, termasuk program infotaintment, tidak sadar bahwa syair yang benar tidak seperti dinyanyikan oleh Tompi. Aneh....

Iseng-iseng saya mencoba melakukan survey kecil-kecilan terhadap anak TK, anak SD dan mereka yang lebih tua (respondennya tak sampai 100 orang). Hasilnya cukup mengagetkan, kebanyakan mereka yang lebih tua menyanyikan lagu tersebut dengan syair seperti Tompi (tidak demikian pada guru TK) tetapi anak TK dan anak SD menyanyikannya dengan syair yang benar! Ketika argumen "balon hijau itu milik siapa" saya utarakan, sebagian dari mereka yang menyanyi dengan syair yang salah berkilah dengan mengganti balon "merah muda" menjadi "hijau muda".

Saya berasumsi bahwa lagu Pelangi-lah yang telah mempengaruhi ingatan kita tentang syair lagu Balonku. Warna "merah, kuning, hijau" dalam lagu Pelangi terlihat di mata kita hampir setiap hari terutama saat melintasi perempatan jalan. Otak kita lalu beranggapan bahwa susunan warna secara hirarkis harus dimulai dengan merah, kemudian kuning dan hijau. Manakala menyanyikan lagu Balonku, warna hijau oleh otak diasosiasikan sedemikian hingga telah terurut dalam rangkaian setelah warna kuning disebutkan. Jadi ketika dinyatakan bahwa balon hijau meletus, otak kita beranggapan tidak ada yang keliru dengan syair tadi. Sistem hirarki yang kita cipatakan sendiri tersebut membuat otak kita selalu memerintahkan kita menyebut warna merah terlebih dahulu dari susunan warna yang ingin kita nyanyikan.

Irama yang telah akrab di otak dan telinga kita membuat kita jarang melakukan analisis terhadap syair lagu yang dinyanyikan. Oleh karenanya, mungkin sekali kita tidak pernah menyimak syair dari lagu yang sudah akrab tersebut. Sebaiknya perhatikan saat anak anda menyayikan lagu Balonku agar tidak salah syairnya dan berakhir dengan meletusnya balon hijau yang bukan balonku!

No comments:

About Me

My photo
Pengagum Leonardo Da Vinci dan Socrates, mencoba hidup tidak sederhana dengan prinsip agar semua orang mengenali dirinya. Penderita diabetes yang ingin menjalani hidup dengan kondisi itu
fye.com f.y.e 468x60
Powered By Blogger